Membaca Kompas merupakan ritual pagi saya. Dan setiap kali saya membacanya selalu ada saja dialog dengan diri sendiri, entah mengenai isi, pesan, sudut pandang, maupun bahasa suatu tulisan. Dialog ini saya blog-kan agar dapat menjadi referensi saya.

Senin, 18 Februari 2008

Mengapa Papua tetap miskin?

http://kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.18.01384644&channel=2&mn=12&idx=12

Paragraf terakhir dalam artikel yang menarik ini berbunyi: Gubernur Papua Barnabas Suebu menyatakan, kondisi Papua saat ini paradoksal. Meskipun menerima dana yang sangat besar dari pemerintahpusat, namun 80 persen penduduk Papua masih miskin dan berada di bawah garis kemiskinan. Ini diperparah dengan pengelolaan anggaran yang selama ini diakui kurang baik, tidak transparan. "Akibatnya, mereka hidup miskin di atas kekayaan mereka sendiri," ujar Barnabas.

Saya tidak mengerti mengapa wartawan Kompas tidak berusaha memancing pernyataan lebih banyak dari Suebu karena pastilah menarik untuk mengetahui alasan kesalahan pengelolaan anggaran di Papua. Suebu adalah pejabat, seorang gubernur. Ia ikut bertanggung jawab atas kesalahan itu. Ke mana larinya uang yang begitu besar? Siapa yang melakukan penggelapan? Apa tindakan yang akan diambil? Bagaimana perencanaan pembangunan di Papua menurut Suebu? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu lah yang lebih menarik. Dan, sayangnya, Kompas gagal menampilkannya.

Tidak ada komentar: