Membaca Kompas merupakan ritual pagi saya. Dan setiap kali saya membacanya selalu ada saja dialog dengan diri sendiri, entah mengenai isi, pesan, sudut pandang, maupun bahasa suatu tulisan. Dialog ini saya blog-kan agar dapat menjadi referensi saya.

Kamis, 29 November 2007

Pemimpin yang selalu mengeluh

Tambah satu lagi keluhan pemimpin republik ini. Setelah mengeluh kekurangan waktu untuk tidur dan selalu dihujat, sekarang SBY mengeluh bahwa ia selalu dihalang-halangi dalam usaha pemberantasan korupsi. Para penasehat politiknya telah berhasil menciptakan buzz word "cuci piring" untuk menandingi "tebar pesona" yang dilontarkan oleh Megawati. Sayangnya, kata ini menjadi menggelikan karena banyaknya ironi yang terkandung.

1. SBY mengatakan banyak pihak yang berupaya untuk menghalang-halangi. Di sini ada kata "upaya" yang berarti suatu proses untuk menghasilkan sesuatu. Kalau saya berada pada posisi beliau, upaya ini akan saya libas dengan kekuasaan dan mandat yang saya terima dari rakyat. Kenapa takut? Memangnya siapa yang presiden di sini? Beliau tidak perlu mengeluh, libas saja. Dan saya yakin beliau akan mendapat tepukan meriah dari rakyat.

2. SBY mengatakan bahwa bukti adanya usaha menghalangi ini adalah munculnya berbagai permintaan untuk penghentian pemberantasan korupsi karena dapat mengganggu iklim usaha. Hal ini sangat menggelikan kalau harus menjadi alasan untuk mengeluh. Orang boleh saja meminta, tetapi beliau juga bisa menolak, bukan? Logika yang sangat sederhana, sebetulnya.

3. Seperti yang dikatakan Budiman Sudjatmiko, menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. Mengorek-ngorek piring kotor dari masa lalu tidak lah dilarang, walaupun pasti akan sulit karena piringnya mungkin sudah dibuang. Yang paling mudah sebetulnya adalah membersihkan piring kotor yang ada sekarang. Ada banyak kasus yang terjadi pada masa sekarang yang tidak disentuh, mulai dari kasus di Departemen Hukum sampai kasus di Departemen Kelautan dan Perikanan. Ini artinya SBY akan menjadi sama dengan orang-orang di masa lalu karena ia juga akan mewariskan piring kotor kepada pemerintahan berikutnya.

Puncak dari segala kegelian saya hari ini membaca Kompas adalah ketika membaca berita halaman 2 "Tak usah cari yang salah". SBY dikutip sebagai mengatakan agar masa lalu tidak perlu dilihat dan tidak usah mencari yang salah. Kutipan lengkapnya "Tak usah melihat ke belakang. Dulu barangkali banyak yang tidak bertanggung jawab mengobrak-abrik hutan dan tidak mau memelihara. Tidak usah mencari siapa yang salah. Mari mulai sekarang bersama-sama kita bikin baik." Waduuhhhh.... Di halaman 1 beliau mengeluh karena banyak yang menghalangi niat beliau mencuci piring kotor masa lalu. Di halaman 2 beliau mengatakan agar kita tidak lagi menghiraukan piring-piring kotor masa lalu dan mulai dengan piring yang bersih.

Bagaimana ini pak Presiden? Bingung saya.....

Tidak ada komentar: