Membaca Kompas merupakan ritual pagi saya. Dan setiap kali saya membacanya selalu ada saja dialog dengan diri sendiri, entah mengenai isi, pesan, sudut pandang, maupun bahasa suatu tulisan. Dialog ini saya blog-kan agar dapat menjadi referensi saya.

Jumat, 30 November 2007

Tetap konsisten

Sejak terjadinya banjir air pasang yang melumpuhkan jalur transportasi menuju bandara Soekarno-Hatta hari Senin yang lalu, Kompas secara konsisten mengangkat isu perusakan kawasan pesisir. Bravo!
Hari ini Kompas mengutip pernyataan ketua REI DKI Jakarta, Tulus Sentosa bahwa pengembang hanya perlu bertanggung jawab atas lingkungan propertinya saja, selebihnya menjadi urusan pemerintah. Kutipan ini seharusnya diletakkan di paragraf pertama halaman muka, atau bahkan menjadi headline, sehingga masyarakat bisa melihat betapa egoisnya manusia yang satu ini. Belum lagi pernyataannya mengenai lahan resapan yang luas seharusnya dapat digarap untuk kepentingan ekonomi dan pemukiman.
Bagaimana kalau kita pindahkan tempat pembuangan sampah dari Bantar Gebang ke daerah jalan masuk menuju perumahan yang dibangun oleh Tulus? Bagaimana kalau kita putuskan jalan publik yang menuju perumahan pak Tulus yang dibangun dengan uang pemerintah? Cara berpikir seperti ini lah yang menimbulkan bencana di muka bumi.

Tidak ada komentar: